Kamis, 01 Desember 2011

Kalimat Efektif

Kalimat Efektif
Kalimat efektif  ialah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti apa yang ada dalam pikiran pembicara atau penulis. Kalimat sangat mengutamakan keefektifan informasi itu sehingga kejelasan kalimat itu dapat terjamin. Sebuah kalimat efektif mempunyai ciri-ciri khas yaitu kesepadanan struktur, keparalelan bentuk, ketegasan makna, kehematan kata, kecermatan penalaran, kepaduan gagasan, dan kelogisan bahasa.
1.      Syarat-syarat kalimat dapat di katakana sebagai kalimat efektif adalah
terdapatnya unsur koherensi/kepaduan Yaitu Suatu kalimat efektif harus memenuhi unsur gramatikal yaitu unsur subjek (S), predikat (P), objek (O), keterangan (K). Di dalam kalimat efektif harus memiliki keseimbangan dalam pemakaian struktur bahasa. Keterangannya ialah :Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat dengan jelas. Ketidakjelasan subjek  atau predikat suatu kalimat tentu saja membuat kalimat itu tidak efektif. Kejelasan subjek dan predikat suatu kalimat dapat dilakukan dengan menghindarkan pemakaian kata depan di, dalam bagi untuk, pada, sebagai, tentang, mengenai, menurut, dan sebagainya di depan subjek.
Contohnya
a.Untuk para semua undangan di persilakan duduk kembali ke tempatnya  (kalimat salah)
b. para undangan di persilakan duduk kembali ( kalimat Benar)
2.      terdapatnya unsur kepararelan
Yaitu keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat itu. Artinya, kalau bentuk pertama menggunakan nomina. Kalau bentuk pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba. ika kalimat pertama menggunakan kata kerja berimbuhan me-, maka kalimat berikutnya harus menggunakan kata kerja berimbuhan me- juga. Imbuhan digunakan untuk membantuk kata berperan dalam menentukan kesejajaran.
Contohnya
a. Kegiatannya adalah meliputi pembelian buku, membuat cerpen, dan mengatur peminjaman buku (kalimat salah)
b. Kegiatannya ialah membeli buku, membuat cerpen, dan mengatur peminjaman buku.(kaliamat benar)
3.      terdapatnya unsur kehematan
Yaitu Kehematan adalah adanya hubungan jumlah kata yang digunakan dengan luasnya jangkauan makna yang diacu. Sebuah kalimat dikatakan hemat bukan karena jumlah katanya sedikit, sebaliknya dikatakan tidak hemat kerena jumlah katanya terlalu banyak. Yang utama adalah seberapa banyakkah kata yang bermanfaat bagi pembaca atau pendengar. Dengan kata lain, tidak usah menggunakan belasan kata, kalau maksud yang dituju bisa dicapai dengan beberapa kata saja. Oleh karena itu, kata-kata yang tidak perlu bisa dihilangkan. Untuk penghematan kata-kata hal-hal berikut perlu diperhatikan.
1.Mengulang subjek kalimat
2. Hiponim dihindarkan
3.. Pemkaian kata depan ‘dari’ dan ‘daripada’.
Contohnya
a. Kepada yang bersalah harus di berii hukuman setimpal.(kalimat salah)
Yang bersalah harus diberi hukuman setimpal.(kalimat benar)

4.      Terdapatnya unsure penekanan
suatu perlakuan penonjolan terhadap ide pokok dari kalimat. Untuk membentuk penekanan dalam suatu kalimat, ada beberapa cara :

a.Yaitu Pemindahan letak Frase
b. Mengulang kata-kata yang sama
Disamping dilakukan dengan dua hal yang disebutkan penekanan / penegasan dapat juga dilakukan dengan :
a. Penegasan dengan Intonasi
b. Penegasan dengan Partikel
c. Penegasan dengan kata keterangan
d. Penegasan dengan Kontras Makna
e. Penegasan dengan Pemindahan Unsur
f. Penegasan dalam bentuk pasif
g. Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat).
h. Membuat urutan kata yang bertahap.
i.Mempergunakan partikel penekanan (penegasan), seperti: partikel –lah, -pun, dan –kah
5.      Terdapat unsur kevariasian
Ciri kevariasian akan diperoleh jika kalimat yang satu dibandingkan dngan kalimat yang lain. Kemungkinan variasi kalimat tersebut sebagai berikut.
a. Variasi dalam pembukaan kalimat
Ada beberapa kemungkinan untuk memulai kalimat demi efektifitas, yaitu dengan variasi pada pembukaan kalimat.
Dalam variasi pembukaan kalimat, sebuah kalimat dapat dimulai atau dibuka dengan :

1) Frase keterangan (waktu, tempat, cara)
2) Frase Benda
3) Frase Kerja
4) Partikel Penghubung Variasi dalam pola kalimat Untuk efektifitas kalimat dan untuk menghindari suasana menoton yang dapat menimbulkan kebosanan, pola kalimat subjek – Predikat – Objek dapat diubah menjadi predikat – objek – Subjek atau yang lainnya. Variasi dalam jenis kalimat Untuk mencapai efektifitas sebuah kalimat berita atau pertanyaan, dapat dikatakan dalam kalimat Tanya atau kalimat perintah.

v  Kalimat tidak efektif adalah kalimat yang tidak memiliki atau mempunyai sifat-sifat yang terdapat pada kalimat efektif.
Setiap kalimat minimal terdiri atas unsur pokok dan sebutan (yang menerangkan pokok) atau unsur subjek dan predikat. Kalimat yang baik adalah kalimat yang menggunakan subjek dan predikat secara benar dan kompak. Kekurangkompakan dan ketidakjelasan subjek dapat terjadi jika digunakan kata depan di depan subjek. Misalnya penggunaan dalam, untuk, bagi, di, pada, sebagai, tentang, dan, karena sebelum subjek kalimat tersebut.
Kalimat di atas menjadi tidak efektif karena unsurnya tidak lengkap.
6.      Kalimat Paralel.
Kalimat yang efektif adalah kalimat yang tersusun secara paralel. Keparalelan itu tampak pada jenis kata yang digunakan sebagai suatu yang paralel dengan memiliki unsur atau jenis kata yang sama. Kesalahan dalam menggunakan paralelis kata akan menjadikan kalimat tersebut menjadi tidak efektif.
Contoh kalimat tidak efektif: Kegiatan akhir dari percobaan itu adalah menyusun laporan, kelengkapan materi yang harus dilampirkan, penggambaran tahap-tahap kegiatan, dan simpulan hasil pengujian.

3.         Jelaskan sebab – sebab kalimat menjadi tidak efektif
Kalimat tidak efektif adalah kalimat yang tidak memiliki atau mempunyai sifat-     sifat yang terdapat pada kalimat efektif.
 Sebab Ketidakefektifan Kalimat :
            Kalimat Berstruktur Kompak. Setiap kalimat minimal terdiri atas unsur pokok dan sebutan (yang menerangkan pokok) atau unsur subjek dan predikat. Kalimat yang baik adalah kalimat yang menggunakan subjek dan predikat secara benar dan kompak. Kekurangkompakan dan ketidakjelasan subjek dapat terjadi jika digunakan kata depan di depan subjek. Misalnya penggunaan dalam, untuk, bagi, di, pada, sebagai, tentang, dan, karena sebelum subjek kalimat tersebut.





                                                                                                                              Eyang Sastranegara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar