Jumat, 29 April 2011

Model Kognitif

Model Kognitif
Model kognitif  (cognitive model ) merupakan suatu model yang berhubungan dengan sistem interaktif yang memodelkan aspek pengguna, seperti pemahaman, pengetahuan, tujuan dan pemprosesan. Kategori umum dari model ini adalah komputasi, kinerja, selera komputasi, tanpa disertai pembagian yang jelas.

Banyak model yang menggunakan pemrosesan mental dimana user mencapai tujuan dengan memecahkan sub-tujuan secara devide and conquer. Pada bagian ini hanya akan dibahas dua model, yaitu GOMS (Goals Operators, Method and Selections),dan CCT (Cognitive Complexcity Theory). Berikut ini adalah contoh pembuatan laporan penjualan buku IMK. Untuk mencapai tujuan ini laporan dibagi menjadi beberapa sub-tujuan.

Terdapat beberapa isu penting jika dilakukan analisis penggunaan seperti :
·         Dimana kita berhenti. Kita dapat berhenti mendekomposisi tugas jika menyangkut element pergerakan motorik menusia pada level yang lebih abstrak.
·         Dimana kita memulai. Kita dapat memulai analisis pada poin yang berbeda pada hierarki goal tertentu.
·         Apa yang harus dilakukan ketika ada beberapa solusi pemecahan masalah atau jika solusi terhadap dua masalah saling berhubungan.
·         Apa yang harus dilakukan terhadap kesalahan yang terjadi.

GOMS
Model Goals , Operators, Method, Selections, diperkenalkan oleh Card, Moran dan Newell. Penjelasan adalah sebagai berikut :
·         Goal adalah tujuan yang ingin dicapai oleh user.
·         Operator merupakan level terendah analisis, terdiri atas tindakan dasar yang harus dilakukan user dalam menggunakan sistem.
·         Method dimana ada beberapa cara untuk membagi tujuan kedalam beberapa sub-tujuan. Dekomposisi tujuan tersebut disebut sebagai method.
·         Selection, merupakan pilihan terhadap method yang ada. GOMS tidak membiarkan pilihan menjadi random, namun lebih dapat diprediksi namun demikian secara umum hal tersebut berganntung pada usr, kondisi sistem dan detail tujuan. 
Sebagai contoh, user sam tidak pernah menggunakan L7-METHOD kecuali jika dia memainkan sebuah game yang bernama bloks. Dalam hal ini GOMS memasukannya aturan selection:

For a particular user : 
·         Rule 1 : select USE-MENU-METHOD unless another, rule appiles.
·         Rule 2 : if the aplicatians is GAME, select CTRL-W-METHOD
Analisis GOMS umumnya terdiri dari satu tujuan tingkat tinggi yang kemudian didekomposisi menjadi deretan unit tugas (task) yang selanjutnya dapat dikomposisi lagi sampai pada level operator dasar. Dekomposisi tujuan antara tugas keseluruhan dan tugas unut melibatkan pemahaman terhadap strategi pemecahan masalah oleh user dan domain aplikasi secara detail. Bentuk deskripsi high-level-goal ini nantinya diadopsi selama proses analisis tugas.
            Analisis struktur tujuan GOMS dapat digunakan untuk mengukur kinerja. Ke dalam tumpukan stuktur tujuan dapat digunakan untuk mengetimasi kebutuhan memori jangka pendek. Pemilihan dapat diuji keadaan keakuratanya dengan jejak user dan perubahan respons. GOMS merupakan metode yang baik untuk medeskripsikan bagaimana seorang ahli melakukan pekerjaanya. Jika digabung dengan model fisik dan model perlengkapan maka akan dapat digunakan untuk memprediksi kinerja user dan aspek waktu eksekusi.  

CCT 
Cognitive Complexcity Theory diperkenalkan oleh Kieras dan Polson. CCT merupakan perluasan dari GOMS. CCT mengandung banyak prediksi atau yang juga sering disebut sebagai kemungkinan . pada CCT terdapart dua deskripsi paralel :
·         User goal  : Berhubungan dengan aturan produksi. Aturan tersebut berbentuk “IF kondisi THEN aksi“ dan dipisahkan antara aturan untuk pemula yang sudah ahli. 
·         Sistem atau device  : berhungan dengan jaringan transisi tergenerasisasi yang sangat detail. Terdapat deskripsi yang luas dan jarintgan transisinya mencangkup semua model dialog.

State kondisi adalah pernyataan tentang isi memori kerja. Jika kondisi bernilai benar maka aturan produksi dijalankan. Sedangkan aksi dapat terdiri dari satu atau lebih aksi elementer yang mungkin mengubah memori kerja atau berupa aksi eksternal seperti keystroke.  Contohnya adalah tugas editing menggunakan editor “vi” UNIX untuk mengoreksi spasi antarkata.
Aturan CCT dapat menggambarkan rencana yang kompleks dibandingkan dengan hirarki sekuensial pada GOMS. Aktivitas yang continue dari semua aturan produksi memungkinkan untuk mempresentasikan rencana yang berkesinambungan. Sebagai contoh, pada CCT dapat dibuat satu set lainya untuk membuat the. Kedua jenis aturan produksi ini dapat aktif secara simultan sehingga memungkinkan si penulis menulis buku sambil minum teh.
Secara umum, semakin banyak aturan produksi dalam CCT maka akan semakin sulit suatu interface untuk dipelajari. Selain itu terdapat beberapa masalah pada CCT yaitu :
·         Semakin detainya deskripsinya, ukuran deskripsi dari satu bagian interface dapat menjadi sangat besar. Lebih jauh, dimungkinkan terdapat beberapa cara untuk mempresentasikan prilaku user dan interasi yang sama sehingga mengakibatkan adanya perbedaan pada hasil pengukuran.
·         Pemilihan notasi yang digunakan. Muncul pertanyaan kapan notasi tertentu yang dipilih menjadi suatu hal yang penting atau kritis. Seseorang dapat saja memilih untuk mempresentasikan sistem dengan notasi yang berbeda. Notasi yang berbeda dapat mengakibatkan perbedaan pengukuran. Contoh. Pada deskripsi sebelumnya (NOTE executing insert space) hanya digunakan untuk membuat rule INSERT- SPACE-DONE dijalankan pada waktu yang tepat. Disini tidak jelas sama sekali signifikansi kognitifnya.
·         CCT adalah alat rekayasa dengan pengukuran kemudahan untuk dipelajari dan tingkat kesulitan secara garis besar digabung dengan deskripsi detail pelaku user.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar